MAKALAH ETIKA DAN KEPRIBADIAN MENJADI PRIBADI YANG MENARIK, DEWASA, DAN MANDIRI

02.46 Unknown 0 Comments




KATA PENGANTAR

Keberhasilan dan kegagalan merupakan dua hal akhir dari sebuah ikhtiar. Oleh karena itu, penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul Makalah Menjadi Pribadi yang Menarik, Dewasa dan Mandiri.
Dalam penulisan makalah ini penulis menemui banyak kendala, dari pengumpulan materi hingga keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Penulis mengucapkan terimakasih kepada  pihak yang telah membantu dalam  penyelesaian makalah  ini. Ucapan terima kasih  kepada :
1.      Allah SWT. yang telah memberi kelancaran dalam mengerjakan segala aktivitas.
2.      Dra. C. Dyah Sulistyaningrum, M.Pd selaku dosen pengajar mata kuliah Etika dan Kepribadian Universitas Sebelas Maret pada program studi Pendidikan Ekonomi kelas A.
3.      Semua rekan-rekan Pendidikan Ekonomi kelas A.
Penulis menyadari, bahwa karya tulis ini mempunyai banyak kelemahan dan kekurangan, untuk itu penulis meminta kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi bahan referensi yang bisa menambah wawasan.


                                                            Surakarta, 19 September 2013

                                                                                                                                   Penulis




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.             Latar Belakang Masalah
Manusia  pada dasarnya merupakan makhluk yang paling baik di antara makhluk-makhluk lain yang diciptakan oleh Tuhan. Dan pada dasarnya, kita sebagai seorang mahasiswa merupakan subjek atau pelaku di dalam pergerakan pembaharuan atau subjek yang akan menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan membangun bangsa dan tanah air ke arah yang lebih baik dituntut untuk memiliki etika. Etika bagi mahasiswa dapat menjadi alat kontrol di dalam melakukan suatu tindakan. Etika dapat menjadi gambaran bagi mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan sesuatu yang baik atau yang buruk. Oleh karena itu, makna etika harus lebih dipahami kembali dan diaplikasikan di dalam lingkungan mahasiswa yang relitanya lebih banyak mahasiswa yang tidak sadar dan tidak mengetahui makna etika dan peranan etika itu sendiri, sehingga bermunculanlah mahasiswa-mahasiswi yang tidak memiliki akhlaqul karimah. Dalam hal ini, untuk menjadi seseorang yang mempunyai pribadi menarik, dewasa dan mandiri harus memahami dan mengindahkan etika dan kepribadian yang tepat di masyarakat. Agar kita tidak salah langkah dalam proses pencetakan karakter untuk menjadi pribadi seperti yang disebutkan di atas.
Menjadi pribadi yang baik adalah idaman semua orang. Seseorang yang berkepribadian baik sebenarnya adalah seseorang yang mampu menyelaraskan emosi, pikiran, dan tingkah laku. Artinya seseorang harus mampu menjaga penampilan lahiriah dan batiniah secara seimbang. Pada makalah ini, kami ingin menyampaikan beberapa cara dan panduan untuk dapat menjadi pribadi yang menarik.

1.2.             Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis menarik rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah membentuk pribadi yang menarik?
2.      Bagaimanakah membentuk pribadi yang dewasa?
3.      Bagaimanakah membentuk pribadi yang mandiri?
4.      Bagaimanakah kriteria pribadi yang menarik, dewasa dan mandiri?

1.3.            Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, penulis dapat menarik tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu :
1.      Mengetahui cara menjadi pribadi yang menarik.
2.      Mengetahui cara menjadi pribadi yang dewasa.
3.      Mengetahui cara menjadi pribadi yang mandiri.
4.      Mengetahui macam-macam kedewasaan.
5.      Mengetahui kriteria pribadi yang mandiri.



BAB 2
PEMBAHASAN

A.                 Menjadi Pribadi yang Menarik
Menjadi pribadi yang menarik adalah idaman semua orang. Seseorang yang berkepribadian menarik adalah seseorang yang mampu menyelaraskan emosi, pikiran, dan tingkah laku. Artinya seseorang harus mampu menjaga penampilan lahiriah dan batiniah secara seimbang. Beberapa cara yang dapat dipahami dan dipelajari untuk membentuk pribadi yang menarik adalah sebagai berikut :
1.      Selalu mendekatkan diri kepada Tuhan
2.      Selalu bersyukur atas apapun yang telah kita terima
3.      Memiliki ketulusan hati
4.      Senyum adalah tanda ketulusan hati
5.      Miliki rasa percaya diri
6.      Mampu menjauhi sifat iri, dengki, rakus, dendam, dan takut tersaingi
7.      Riang dan ramah dalam keadaan apapun
8.      Bersikap bijaksana dan berani memikul tanggungjawab
9.      Tidak merasa rendah diri dan dapat menghargai diri sendiri
10.  Jujur, dapat dipercaya, dan dapat menepati janji
11.  Membiasakan bertindak cepat dan bersikap tegas
12.  Tidak mudah putus asa
13.  Bersikap tenang dalam menghadapi bahaya dan berpikir dahulu sebelum bertindak
14.  Bersedia memajukan lingkungan dengan menolong orang lain agar orang lain juga mau menolong kita
15.  Memiliki rasa ingin tahu dengan hal baru dan berpikir kreatif
16.  Memiliki tujuan hidup yang jelas
17.  Sopan, santun, dan berbudi bahasa yang  baik
18.  Tidak menyombongkan diri sendiri

B.                 Menjadi pribadi yang dewasa 
Menjadi pribadi dewasa bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh secara instan. Pribadi dewasa sering disebut juga sebagai pribadi yang banyak makan asam garam. Artinya Ia mempunyai berbagai macam pengalaman hidup yang mengajarnya atau membuatnya dewasa matang dan bijaksana (Suharyo, 1999).
Dewasa itu sebenarnya memilki arti yang sangat luas, karena melibatkan aspek fisik dan kematangan psikogis. Umumnya seseorang di katakatan dewasa apabila ia memilki fisik dan memilki kematangan berpikir orang dewasa. Namun ada kalanya kita melihat suatu fenomena yang berbeda, ada beberapa orang yang secara fisik belum dewasa tapi memiliki pola pikir seperti orang dewasa, sebaliknya sering juga kita melihat secara fisik orang dewasa tapi pemikirannya masih seperti anak-anak.
Jika melihat fenomena semacam ini terkadang muncul pemikiran, “Bagaimana sih ciri orang dikatakan dewasa?”. Untuk bisa memahami ciri-ciri orang dewasa, Singgih D. Gunarso (2002) menjelaskan seorang dewasa adalah seorang yang secara kronologis telah memperoleh perkembangan yang adekuat dalam segi fisiologis, seksual, kognitif dan perkembangan ego. Ciri-ciri orang dewasa adalah :
1.      Memiliki kesanggupan untuk memberikan respon secara berbeda kaitannya dengan kebutuhan dan faktor-faktor luar yang bekerja (operating) dalam situasinya.
2.      Menyelurkan ketegangan, impuls, dan perilakunya keperilaku konstruktif dan mengarahkan perilakunya kearah tercapainya tujuan jangka panjang yang positif, mempertahankan sensitivitas dasar, keterbukaan, kekuatan emosional yang mengarahkan derajat kepuasan yang tinggidan kesenangan masa remaja akhir.
3.      Berhubungan dengan orang tua dan teman sebaya, membentuk pola interdependent, saling tergantung, timbale balik, sanggup menyakinkan dan memperngaruhi serta menerusakan perannya dan berespons secara fleksibel.
4.      Dipuaskan oleh dan memperolah rasa senang dari status dan pekerjaannya, melanjutkan perkembangan serta memperluas kesanggupan ketrampilan dari sudut pandang, belajar mengenal miliknya sendiri dan keterbatasannya serta mencari kompromi dan penyelesaian kreatif.
5.      Merasa biasa dengan realitas dalam banyak aspek, telah belajar berhubungan secara efektif dengan orang dari semua umur dan memperlakukan dirinya serta orang lain dengan rasa hormat, respek, sabar dan humor.
6.      Nilai dan pertimbagan alternative serta akibat dari perbuatannya mendapatkan cara pengalaman bagi masyarakat, bangsa dan perikemanusiaan.
7.      Merasa ada satu kesatuan dan puas terhadap dirinya dengan nilai-nilai dan idealism hidup dirinya yang berkaitan dengan nilai-nilai idealisme yang sudah di tanamkan.

Sedangkan menurut Doni Koesoema dalam bukunya pendidikan karakter di zaman keblinger menjelaskan individu bertumbuh secara dewasa dan memilki otonomi mengatur dan menguasai diri sendiri jika ia mampu menerima diri apa adanya (Self-acceptance). Menerima diri merupakan langkah awal bagi pertumbuhan individu agar dapat menjadi semakin kompeten secara profsional.

C.                 Menjadi Pribadi yang Mandiri
Menjadi pribadi yang mandiri adalah idaman dan cita-cita tiap orang. Pribadi mandiri secara umum gambarannya adalah pribadi yang tak tergantung pada pihak lain dalam mengekpresikan diri dalam segala bentuknya.Untuk menjadi pribadi mandiri diperlukan banyak bekal, baik ilmu, kematangan diri, pengalaman hidup dan keberanian mengambil keputusan.
1.                   Berani Bermimpi
Dalam buku Dragon Spirit” karangan Ron Rubin dan Stuard Avery Gold,  dijelaskan bahwa untuk bisa mandiri awalnya orang harus berani punya mimpi”, ya mimpi untuk bisa menjadi sesuatu, mimpi untuk bisa menggapai sesuatu, mimpi untuk bisa menghasilkan sesuatu, mimpi untuk bisa sampai pada tujuan tertentu, mimpi untuk bisa mengatasi sesuatu (masalah, situasi, tantangan). Mimpi ini akan mampu  menghasilkan energi yang sangat luar biasa dahsyat bagi sesorang jika kemudian ia serius untuk berusaha menjadikannya kenyataan”.
2.                   Punya Keyakinan
Untuk menjadi pribadi mandiri yang sukses seseorang harus punya keyakinan. Yakin bahwa mimpinya itu benar bisa terwujud, yakin bahwa mampu, yakin bahwa dia kuat,yakin bahwa dia bisa. Keyakinan ini menyatu dengan kekuatan tekad, kekuatan fikiran dan hati, sehingga menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi dan kemandirian yang kokoh sebagai pribadi.
3.                   Berani mengambil resiko
Ciri pribadi mandiri berikutnya adalah keberanian mengambil resiko. Dalam hidup seseortang akan dihadapkan pada berbagai persoalan yang menuntutnya untuk mengambil keputusan yang tepat untuk menghadapi atau memecahkannya. Keputusan itu punya konsekwensi logis yakni menguntungkan atau merugikan, gagal atau berhasil. Pribadi mandiri siap terhadap konsekwensi logis itu. Baginya resiko afalah suatu keniscayaan dalam hidup. Sekecil apapun keputusan yang diambil berkenaan dengan suatu hal pasti ada resikonya dan itu harus siap menerimanya. Itu sebabnya pribadi yang mandiri tak akan terlalu berbangga diri apalagi sampai lupa diri jika sukses dari hasil keputusan yang diambil atau kecewa terhadap kepuutusan yang membawa kegagalan. Semia diterimanya sebagai suatu resiko dari keputusan yang diambilnya.
4.                   Tabah dan Tawakal
Pribadi mandiri adalah pribadi yang akan terus menerus mewujudkan mimpinya dengan keyakinan dan keberaniannya menanggung resiko. Ia akan tabah menghadapi segala cobaan dan goncangan. Ia  mendefinisikan ketabahan sebagai suatu usaha yang terus menerus tanpa henti, walau badai menghalang. Ia akan belajar mencitai apa yang dilakukannya, ia akan mengindoktrinasi diri dengan LAW ( Love And Will), Cintai apa yang dilakukan dan niatkan dengan sungguh-sungguh untuk melakukannya bagaimanapun keadaannya. Ketabahan identik dengan kekuatan jiwa dalam menggapai sesuatu. Pribadi mandiri tak akan pernah berhentik berusaha hanya karena di depannya ada halangan, ia terus akan mengusahakan agar tujuannya tercapai.

Kemandirian seseorang sangat penting di era yang semakin modern dewasa ini. Meskipun kemandirian merupakan hal yang tidak mudah untuk diterapkan, apalagi bagi kaum wanita yang sering di anggap memiliki ketergantungan yang besar pada kaum pria.
Kemandirian merupakan kondisi pribadi yang telah mampu memperkembangkan pancadaya kemanusiaan bagi tegaknya hakikat manusia pada dirinya sendiri dalam bingkai dimensi kemanusiaan. Pancadaya, yaitu daya takwa, cipta, rasa, karsa dan karya telah berkembang dan terwujudkan sedemikian rupa sehingga ia menjadi individu yang menjunjung hakikat kemanusiaan (yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memanfaatkan kemampuan diri secara optimal, bermoral tinggi, melaksanakan tugas dan fungsi dalam status dan kedudukannya, serta menepati kewajiban dan hak dasar diri sendiri dan orang lain), yang kesemuanya itu terlaksana dalam bingkai dimensi kemanusiaan (yaitu yang mendukung dan mengutamakan teraktualisasikannya kebenaran dan keluhuran, potensi diri dan adanya perbedaan dengan orang lain, komunikasi dan kebersamaan nilai dan moral, yang kesemuanya itu dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa).

D.                MACAM-MACAM KEDEWASAAN
Macam-macam kedewasaan menurut Heuken dapat dibedakan menjadi 5 macam:
1.           KEDEWASAAN JASMANI
a.       Memiliki ukuran berat, kekuatan, ketrampilan, koordinasi yang cukup sesuai dengan umur dan jenis kelaminnya . Dari sisi fisik, biasanya laki-laki lebih kuat dari perempuan
b.      Tidak berarti ada patokan yang pasti, seseorang akan berbeda dengan orang lain, entah laki-laki ataupun perempuan
c.       Allah SWT dengan sengaja menciptakan jasmani ada yang tinggi, sedang, pendek, ada yang kurus, sedang, gemuk dsb
d.      Laki-laki dan perempuan akan menjadi dewasa secara fisik ada yang berbeda atau tidak mesti bersamaan
2.           KEDEWASAAN INTELEKTUAL
a.       Mampu berpikir secara matang dan logis
b.      Mempunyai pertimbangan yang tepat
c.       Berpengertian yang memadai tentang agama, dunia sekelilingnya dan dirinya sendiri
3.           KEDEWASAAN EMOSIONAL
a.       Dapat menyatakan diri dan menikmati hidup dengan penuh perasaan
b.      Mampu mengungkapkan perasaan secara tepat sesuai dengan kondisi dan situasi
c.       Mau dan dapat memperhatikan hal-hal, seperti merasakan getaran patiotisme, kagum akan keindahan alam, hangat dalam bersahabat, membenci ketidakadilan, takut akan bahaya yang sungguh sangat mengancam, malu akan perbuatan hina dan menjijikkan.
d.      Tidak membiarkan harga diri menjadi keangkuhan, simpati menjadi sentimen, kejengkelan menjadi kemarahan yang meledak-ledak, kesedihan menjadi putus asa, rasa takut yang wajar menjadi sifat penakut yang kekanak-kanakan
e.       Mampu membedakan perbuatan yang baik dengan yang tidak baik serta bereaksi sebagaimana mestinya
4.           KEDEWASAAN SOSIAL
a.       Mampu bergaul secara luwes baik dengan orang yang lebih dewasa ataupun yang lebih muda atau dengan sebaya baik laki-laki maupun perempuan
b.      Tahu memilih apa yang tidak boleh dilakukan atau yang boleh dilakukan dalam situasi tertentu
c.       Mau mengambil bgian dalam kegiatan bersama yang beraneka ragam
d.      Sadar akan tanggung jawab terhadap orang lain agar dapat hidup bersama secara harmonis
e.       Pandai "mengikat dan mempengaruhi" teman atau orang lain secara bikjak dengan tetap memperhatikan tutur kata yang baik, kesopanan, keramahan, kerjasama, pengorbanan, penguasaan emosi dan pengetahuan
f.       Bertindak sebagai laki-laki atau perempuan yang dewasa dalam suatu kelompok
5.           KEDEWASAAN ROHANI
a.       Melaksanakan kewajiban agama yang dianut dan menjalani kehidupan moral yang baik
b.      Menyadari bahwa kuasa Allah selalu menghantar diri untuk melakukan yang baik
c.       Melihat, merasakan dan menerima segala hal kan kuasa Allah baik yang
menyenangkan atau yang tidak menyenangkan
d.      Menyadari akan martabatnya sebagai ciptaan Allah yang mulia
e.       Bertanggung jawab untuk menghantarkan keselamatan dirinya dan orang lain
f.       Berusaha berbuat baik walaupun seringkali tidak mudah
g.      Tidak membiarkan pikiran, perkataan dan perbuatannya untuk memaki, membenci, menyerang dan merendahkan agama/kepercayaan orang lain
MELIHAT TINGKAT KEDEWASAAN DIRI
Setidaknya ada tiga tingkat untuk mengetahui tingkat kedewasaan diri anda saat ini sesuai dengan ciri-ciri dan macam-macam kedewasaan ada 3 tingkat :
1.      Masih dalam konsep, artinya bahwa anda menyadari akan arti penting tentang hal
itu, mengetahui manfaatnya untuk kehidupan anda namun anda belum merealisasikan, masih sebatas pengetahuan saja.
2.      Dalam proses, artinya bahwa anda menyadari arti penting tentang hal itu, mengetahui manfaatnya untuk kehidupan anda, anda mencoba untuk merealisasikan, sudah ada upaya untuk menerapkan walaupun masih belajar dan terus berjuang untuk mewujudkannya.
3.      Sudah menjadi bagian hidup, artinya bahwa anda menyadari akan arti penting hal
itu, mengetahui manfaatnya untuk kehidupan anda dan anda merealiasikan,
menerapkan, sudah menjadi bagian hidup sehari-hari.

E.                 CIRI SIFAT PRIBADI YANG MANDIRI
1.    Bertanggung jawab.
Tampil mandiri berarti memiliki sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukannya. Berani berbuat berarti berani bertanggung jawab, dan wujud tanggung jawab adalah sesuatu yang bisa diterima dengan baik oleh banyak orang.
2.    Mampu mengatasi kesulitan
Pribadi yang mampu mengatasi kesulitannya sendiri, mampu menyelesaikan masalahnya sendiri .  Meskipun pada awalnya terasa sulit tapi dapat mencari jalan keluar/solusi dari permasalahan yang dihadapi.
3.    Mengenal kemampuan diri sendirI
Menyadari sepenuhnya akan kemampuan yang dimiliki. Pada dasarnya manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Pribadi mandiri yang mengenal dirinya, pasti tahu persis untuk memaksimalkan kelebihannya dan meminimalisir kekurangannya.
4.    Senantiasa berpikir positif
Berpikir positif terwujud dalam tindakan positif yang dilakukan pribadi mandiri. Dapat mengambil keputusan yang positif dan bersikap bijaksana.
5.    Berwawasan global
Pribadi mandiri memiliki wawasan global dan tidak berpikiran sempit yang mengarah pada ketergantungan terhadap orang lain karena kurang percaya diri.

Tiga pola prilaku yang penting dalam membentuk perilaku mandiri :
1.           Berpikir mulai dari tujuan akhir peran kita dalam kehidupan
Setiap orang dalam melaksanakan perannya didalam kegiatannya baik bisnis, organisasi dan lingkungan hidupnya  tentu mempunyai tujuan atau misi. Misi adalah sesuatu yang kita jalankan atau perankan dalam hubungan kita bersama orang lain. Misi menjadikan kita mempunyai arahan atau guiden dalam kita bersikap dan bertindak dalam hubungan kita bersama orang lain. Sebagai contoh, dalam lingkungan kerja kita sebagi karyawan, kita mempunyai tujuan atau misi yaitu menjadi karyawan yang selalu membantu rekan keraja kita untuk melaksanakan tugasnya dalam mencapai kesuksesan bersama perusahan tempat kita bekerja.
2.           Mengambil peran (terlibat aktif)
Setelah kita mempunyai misi atau tujuan yang kita tetapkan dalam peran kita didalam hubungan kita bersama orang lain baik organisasi atau lingkungan kita, maka kita berusaha mengambil peran aktif yang secra sadar sebagi tanggung jawab atas misi yang telah kita tetapkan. Secara proaktif(sikap mengambil tindakan yang menguntungkan) menetapkan cara-cara pencapain misi/tujuan. Kemampuan memenuhi janji atas diri sendiri adalah ciri pribadi yang mandiri. Disiplin dan komitmen adalah kunci sukses dari setiap pribadi yang sukses.
3.           Mendahulukan hal-hal penting yang bermanfaat
Tentu saja dalam misi yang kita tetapkan kita perlu menentukan skala prioritas, mendahulukan hal-hal penting( fundamental) yang berhubungan dengan pencapaian misi.  Serta mampu mengorbankan kesenangan yang sekarang untuk sebuah tujuan. Skala prioritas membantu kita dalam focus pencapain misi sebab misi yang sangat tinggi tersusun oleh tujuan -tujuan jangka pendek maupun menengah. Dengan skala prioritas membuat kita lebih realistik dalam menetapkan misi, hal yang membedakan cita -cita dan angan-angan. Cita -cita adalah hal yang mungkin karena kita mengetahui cara  mencapai tujuan yang relistik.



BAB 3
PENUTUP

Siapa yang tidak bangga jika ada yang berkomentar tentang diri anda dan menilai bahwa anda adalah seorang pribadi yang menarik, dewasa, dan mandiri. Orang yang memberikan penilaian itu pasti memiliki dasar. Jika anda menyetujui penilaian itu mungkin karena anda memiliki ciri-ciri menjadi pribadi matang, dewasa, dan mandiri. Namun apabila penilaian dianggap berlebihan maka perhatikanlah tentang ciri-ciri manusia yang matang dan dewasa. Salah satu ciri kedewasaan seseorang dapat diamati bagaimana cara bergaul, saling pengertian dan komunikasi yang baik.
Batasan orang dewasa secara kronologis terentang dari usia 20 - 70 tahun yang dapat dikelompokkan menjadi tiga masa :
ü  Dewasa muda (20 - 40 tahun)
ü  Setengah baya (40 - 55 tahun)
ü  Tua/lanjut usia (55 - 70 tahun)
Gordon Allport (Hall and Lindzey, 1985) menyebutkan tentang ciri-ciri orang dewasa, sebagai berikut :
1.      Adanya usaha pribadi pada satu lapangan yang penting dalam kebudayaan, seperti
pekerjaan, politik, agama, seni, ilmu pengetahuan, dll.
2.      Kemampuan untuk mengadakan kontak yang hangat dalam hubungan yang fungsional dan non-fungsional
3.      Adanya suatu stabilitas batin yang fundamental dalam dunia perasaan dan dalam
hubungannya dengan penerimaan diri sendiri



KESIMPULAN
Setiap manusia hendaknya menjadi sadar akan arti penting Kematangan, Kedewasaan, dan Kemandirian, serta keseimbangan dalam dirinya sendiri sehingga masing-masing akan terhindar dari cara berpikir, berucap dan bertindak yang merugikan diri dan orang lain, menghindari konflik diri atau orang lain. Oleh karena itu, jadilah pribadi yang menarik, dewasa, dan mandiri dengan tetap memperhatikan etika dan kepribadian dalam masyarakat.

0 komentar: