MAKALAH ETIKA DAN KEPRIBADIAN MENJADI PRIBADI YANG MENARIK, DEWASA, DAN MANDIRI
KATA PENGANTAR
Keberhasilan
dan kegagalan merupakan dua hal akhir dari sebuah ikhtiar. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul Makalah Menjadi Pribadi yang Menarik, Dewasa dan
Mandiri.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menemui banyak kendala, dari pengumpulan materi hingga keterbatasan pengetahuan
yang penulis miliki. Penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Ucapan terima kasih kepada :
1. Allah SWT.
yang telah memberi kelancaran dalam mengerjakan segala aktivitas.
2.
Dra. C. Dyah
Sulistyaningrum, M.Pd selaku dosen pengajar mata kuliah Etika dan
Kepribadian Universitas Sebelas Maret pada program studi Pendidikan Ekonomi
kelas A.
3. Semua
rekan-rekan Pendidikan Ekonomi kelas A.
Penulis
menyadari, bahwa karya tulis ini mempunyai banyak kelemahan dan kekurangan, untuk itu penulis meminta kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca
dan menjadi bahan referensi yang bisa menambah wawasan.
Surakarta,
19 September 2013
Penulis
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang paling
baik di antara makhluk-makhluk lain yang diciptakan oleh Tuhan. Dan pada
dasarnya, kita sebagai seorang mahasiswa merupakan subjek atau pelaku di dalam
pergerakan pembaharuan atau subjek yang akan menjadi generasi-generasi penerus
bangsa dan membangun bangsa dan tanah air ke arah yang lebih baik dituntut
untuk memiliki etika. Etika bagi mahasiswa dapat menjadi alat kontrol di dalam
melakukan suatu tindakan. Etika dapat menjadi gambaran bagi mahasiswa dalam
mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan sesuatu yang baik atau yang
buruk. Oleh karena itu, makna etika harus lebih dipahami kembali dan
diaplikasikan di dalam lingkungan mahasiswa yang relitanya lebih banyak
mahasiswa yang tidak sadar dan tidak mengetahui makna etika dan peranan etika
itu sendiri, sehingga bermunculanlah mahasiswa-mahasiswi yang tidak memiliki
akhlaqul karimah. Dalam hal ini, untuk menjadi seseorang yang mempunyai pribadi
menarik, dewasa dan mandiri harus memahami dan mengindahkan etika dan
kepribadian yang tepat di masyarakat. Agar kita tidak salah langkah dalam
proses pencetakan karakter untuk menjadi pribadi seperti yang disebutkan di
atas.
Menjadi pribadi yang baik adalah
idaman semua orang. Seseorang yang berkepribadian baik sebenarnya adalah
seseorang yang mampu menyelaraskan emosi, pikiran, dan tingkah laku. Artinya
seseorang harus mampu menjaga penampilan lahiriah dan batiniah secara seimbang.
Pada makalah ini, kami ingin menyampaikan beberapa cara dan panduan untuk dapat
menjadi pribadi yang menarik.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari latar
belakang diatas, penulis menarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah
membentuk pribadi yang menarik?
2.
Bagaimanakah membentuk pribadi yang
dewasa?
3.
Bagaimanakah membentuk pribadi yang
mandiri?
4.
Bagaimanakah kriteria pribadi yang menarik,
dewasa dan mandiri?
1.3.
Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, penulis dapat menarik
tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu :
1.
Mengetahui cara menjadi pribadi yang
menarik.
2.
Mengetahui
cara menjadi pribadi yang dewasa.
3.
Mengetahui
cara menjadi pribadi yang mandiri.
4.
Mengetahui
macam-macam kedewasaan.
5.
Mengetahui
kriteria pribadi yang mandiri.
BAB
2
PEMBAHASAN
A.
Menjadi Pribadi yang Menarik
Menjadi
pribadi yang menarik adalah idaman semua orang. Seseorang yang berkepribadian
menarik adalah seseorang yang mampu menyelaraskan emosi, pikiran, dan tingkah
laku. Artinya seseorang harus mampu menjaga penampilan lahiriah dan batiniah
secara seimbang. Beberapa cara yang dapat dipahami dan dipelajari untuk
membentuk pribadi yang menarik adalah sebagai berikut :
1. Selalu
mendekatkan diri kepada Tuhan
2. Selalu
bersyukur atas apapun yang telah kita terima
3. Memiliki
ketulusan hati
4. Senyum
adalah tanda ketulusan hati
5. Miliki
rasa percaya diri
6. Mampu
menjauhi sifat iri, dengki, rakus, dendam, dan takut tersaingi
7. Riang
dan ramah dalam keadaan apapun
8. Bersikap
bijaksana dan berani memikul tanggungjawab
9. Tidak
merasa rendah diri dan dapat menghargai diri sendiri
10. Jujur,
dapat dipercaya, dan dapat menepati janji
11. Membiasakan
bertindak cepat dan bersikap tegas
12. Tidak
mudah putus asa
13. Bersikap
tenang dalam menghadapi bahaya dan berpikir dahulu sebelum bertindak
14. Bersedia
memajukan lingkungan dengan menolong orang lain agar orang lain juga mau
menolong kita
15. Memiliki
rasa ingin tahu dengan hal baru dan berpikir kreatif
16. Memiliki
tujuan hidup yang jelas
17. Sopan,
santun, dan berbudi bahasa yang baik
18. Tidak
menyombongkan diri sendiri
B.
Menjadi pribadi yang dewasa
Menjadi
pribadi dewasa bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh secara instan.
Pribadi dewasa sering disebut juga sebagai pribadi yang banyak makan asam
garam. Artinya Ia mempunyai berbagai macam pengalaman hidup yang mengajarnya
atau membuatnya dewasa matang dan bijaksana (Suharyo, 1999).
Dewasa itu sebenarnya memilki arti
yang sangat luas, karena melibatkan aspek fisik dan kematangan psikogis.
Umumnya seseorang di katakatan dewasa apabila ia memilki fisik dan memilki
kematangan berpikir orang dewasa. Namun ada kalanya kita melihat suatu fenomena
yang berbeda, ada beberapa orang yang secara fisik belum dewasa tapi memiliki
pola pikir seperti orang dewasa, sebaliknya sering juga kita melihat secara
fisik orang dewasa tapi pemikirannya masih seperti anak-anak.
Jika melihat fenomena semacam ini
terkadang muncul pemikiran, “Bagaimana sih
ciri orang dikatakan dewasa?”. Untuk bisa memahami ciri-ciri orang dewasa,
Singgih D. Gunarso (2002) menjelaskan seorang dewasa adalah seorang yang secara
kronologis telah memperoleh perkembangan yang adekuat dalam segi fisiologis,
seksual, kognitif dan perkembangan ego. Ciri-ciri orang dewasa adalah :
1.
Memiliki kesanggupan untuk
memberikan respon secara berbeda kaitannya dengan kebutuhan dan faktor-faktor
luar yang bekerja (operating) dalam
situasinya.
2.
Menyelurkan ketegangan, impuls, dan
perilakunya keperilaku konstruktif dan mengarahkan perilakunya kearah
tercapainya tujuan jangka panjang yang positif, mempertahankan sensitivitas
dasar, keterbukaan, kekuatan emosional yang mengarahkan derajat kepuasan yang
tinggidan kesenangan masa remaja akhir.
3.
Berhubungan dengan orang tua dan
teman sebaya, membentuk pola interdependent, saling tergantung, timbale balik,
sanggup menyakinkan dan memperngaruhi serta menerusakan perannya dan berespons
secara fleksibel.
4.
Dipuaskan oleh dan memperolah rasa
senang dari status dan pekerjaannya, melanjutkan perkembangan serta memperluas kesanggupan
ketrampilan dari sudut pandang, belajar mengenal miliknya sendiri dan
keterbatasannya serta mencari kompromi dan penyelesaian kreatif.
5.
Merasa biasa dengan realitas dalam
banyak aspek, telah belajar berhubungan secara efektif dengan orang dari semua
umur dan memperlakukan dirinya serta orang lain dengan rasa hormat, respek,
sabar dan humor.
6.
Nilai dan pertimbagan alternative
serta akibat dari perbuatannya mendapatkan cara pengalaman bagi masyarakat,
bangsa dan perikemanusiaan.
7.
Merasa ada satu kesatuan dan puas terhadap
dirinya dengan nilai-nilai dan idealism hidup dirinya yang berkaitan dengan
nilai-nilai idealisme yang sudah di tanamkan.
Sedangkan menurut Doni Koesoema
dalam bukunya pendidikan karakter di zaman keblinger
menjelaskan individu bertumbuh secara dewasa dan memilki otonomi mengatur
dan menguasai diri sendiri jika ia mampu menerima diri apa adanya (Self-acceptance).
Menerima diri merupakan langkah awal bagi pertumbuhan individu agar dapat
menjadi semakin kompeten secara profsional.
C.
Menjadi Pribadi yang
Mandiri
Menjadi
pribadi yang mandiri adalah idaman
dan cita-cita tiap orang. Pribadi mandiri secara umum gambarannya adalah pribadi
yang tak tergantung pada pihak lain dalam mengekpresikan diri dalam segala
bentuknya.Untuk menjadi pribadi mandiri diperlukan banyak bekal, baik ilmu,
kematangan diri, pengalaman hidup dan keberanian mengambil keputusan.
1.
Berani
Bermimpi
Dalam buku “Dragon
Spirit” karangan Ron Rubin dan Stuard Avery Gold, dijelaskan bahwa untuk bisa mandiri awalnya
orang harus berani punya “mimpi”, ya mimpi untuk bisa menjadi sesuatu, mimpi untuk
bisa menggapai sesuatu, mimpi untuk bisa menghasilkan sesuatu, mimpi untuk bisa
sampai pada tujuan tertentu, mimpi untuk bisa mengatasi sesuatu
(masalah, situasi, tantangan). Mimpi ini akan mampu menghasilkan energi yang sangat luar biasa dahsyat bagi sesorang jika kemudian ia serius untuk berusaha
menjadikannya “kenyataan”.
2.
Punya
Keyakinan
Untuk menjadi
pribadi mandiri yang sukses seseorang harus punya keyakinan. Yakin bahwa
mimpinya itu benar bisa terwujud, yakin bahwa mampu, yakin bahwa dia kuat,yakin
bahwa dia bisa. Keyakinan ini menyatu dengan kekuatan tekad, kekuatan fikiran
dan hati, sehingga menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi dan kemandirian
yang kokoh sebagai pribadi.
3.
Berani
mengambil resiko
Ciri pribadi
mandiri berikutnya adalah keberanian mengambil resiko. Dalam hidup seseortang
akan dihadapkan pada berbagai persoalan yang menuntutnya untuk mengambil
keputusan yang tepat untuk menghadapi atau memecahkannya. Keputusan itu punya
konsekwensi logis yakni menguntungkan atau merugikan, gagal atau berhasil.
Pribadi mandiri siap terhadap konsekwensi logis itu. Baginya resiko afalah
suatu keniscayaan dalam hidup. Sekecil apapun keputusan yang diambil berkenaan
dengan suatu hal pasti ada resikonya dan itu harus siap menerimanya. Itu
sebabnya pribadi yang mandiri tak akan terlalu berbangga diri apalagi sampai
lupa diri jika sukses dari hasil keputusan yang diambil atau kecewa terhadap
kepuutusan yang membawa kegagalan. Semia diterimanya sebagai suatu resiko dari
keputusan yang diambilnya.
4.
Tabah
dan Tawakal
Pribadi
mandiri adalah pribadi yang akan terus menerus mewujudkan mimpinya dengan
keyakinan dan keberaniannya menanggung resiko. Ia akan tabah menghadapi segala
cobaan dan goncangan. Ia mendefinisikan
ketabahan sebagai suatu usaha yang terus menerus tanpa henti, walau badai
menghalang. Ia akan belajar mencitai apa yang dilakukannya, ia akan
mengindoktrinasi diri dengan LAW ( Love And Will), Cintai apa yang dilakukan
dan niatkan dengan sungguh-sungguh untuk melakukannya bagaimanapun keadaannya.
Ketabahan identik dengan kekuatan jiwa dalam menggapai sesuatu. Pribadi mandiri
tak akan pernah berhentik berusaha hanya karena di depannya ada halangan, ia
terus akan mengusahakan agar tujuannya tercapai.
Kemandirian seseorang sangat penting di era yang
semakin modern dewasa ini. Meskipun kemandirian merupakan hal yang tidak mudah
untuk diterapkan, apalagi bagi kaum wanita yang sering di anggap memiliki
ketergantungan yang besar pada kaum pria.
Kemandirian merupakan kondisi pribadi yang telah mampu
memperkembangkan pancadaya kemanusiaan bagi tegaknya hakikat manusia pada
dirinya sendiri dalam bingkai dimensi kemanusiaan. Pancadaya, yaitu daya takwa,
cipta, rasa, karsa dan karya telah berkembang dan terwujudkan sedemikian rupa
sehingga ia menjadi individu yang menjunjung hakikat kemanusiaan (yaitu beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memanfaatkan kemampuan diri secara
optimal, bermoral tinggi, melaksanakan tugas dan fungsi dalam status dan
kedudukannya, serta menepati kewajiban dan hak dasar diri sendiri dan orang
lain), yang kesemuanya itu terlaksana dalam bingkai dimensi kemanusiaan (yaitu
yang mendukung dan mengutamakan teraktualisasikannya kebenaran dan keluhuran,
potensi diri dan adanya perbedaan dengan orang lain, komunikasi dan kebersamaan
nilai dan moral, yang kesemuanya itu dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa).
D.
MACAM-MACAM
KEDEWASAAN
Macam-macam kedewasaan menurut Heuken dapat dibedakan
menjadi 5 macam:
1.
KEDEWASAAN JASMANI
a.
Memiliki ukuran berat, kekuatan,
ketrampilan, koordinasi yang cukup sesuai dengan umur dan jenis kelaminnya .
Dari sisi fisik, biasanya laki-laki lebih kuat dari perempuan
b.
Tidak berarti ada patokan yang
pasti, seseorang akan berbeda dengan orang lain, entah laki-laki ataupun
perempuan
c.
Allah SWT dengan sengaja menciptakan
jasmani ada yang tinggi, sedang, pendek, ada yang kurus, sedang, gemuk dsb
d.
Laki-laki dan perempuan akan menjadi
dewasa secara fisik ada yang berbeda atau tidak mesti bersamaan
2.
KEDEWASAAN INTELEKTUAL
a.
Mampu berpikir secara matang dan
logis
b.
Mempunyai pertimbangan yang tepat
c.
Berpengertian yang memadai tentang
agama, dunia sekelilingnya dan dirinya sendiri
3.
KEDEWASAAN EMOSIONAL
a.
Dapat menyatakan diri dan menikmati
hidup dengan penuh perasaan
b.
Mampu mengungkapkan perasaan secara
tepat sesuai dengan kondisi dan situasi
c.
Mau dan dapat memperhatikan hal-hal,
seperti merasakan getaran patiotisme, kagum akan keindahan alam, hangat dalam
bersahabat, membenci ketidakadilan, takut akan bahaya yang sungguh sangat
mengancam, malu akan perbuatan hina dan menjijikkan.
d.
Tidak membiarkan harga diri menjadi
keangkuhan, simpati menjadi sentimen, kejengkelan menjadi kemarahan yang meledak-ledak,
kesedihan menjadi putus asa, rasa takut yang wajar menjadi sifat penakut yang
kekanak-kanakan
e.
Mampu membedakan perbuatan yang baik
dengan yang tidak baik serta bereaksi sebagaimana mestinya
4.
KEDEWASAAN SOSIAL
a.
Mampu bergaul secara luwes baik dengan
orang yang lebih dewasa ataupun yang lebih muda atau dengan sebaya baik
laki-laki maupun perempuan
b.
Tahu memilih apa yang tidak boleh
dilakukan atau yang boleh dilakukan dalam situasi tertentu
c.
Mau mengambil bgian dalam kegiatan
bersama yang beraneka ragam
d.
Sadar akan tanggung jawab terhadap
orang lain agar dapat hidup bersama secara harmonis
e.
Pandai "mengikat dan
mempengaruhi" teman atau orang lain secara bikjak dengan tetap
memperhatikan tutur kata yang baik, kesopanan, keramahan, kerjasama, pengorbanan,
penguasaan emosi dan pengetahuan
f.
Bertindak sebagai laki-laki atau
perempuan yang dewasa dalam suatu kelompok
5.
KEDEWASAAN ROHANI
a.
Melaksanakan kewajiban agama yang
dianut dan menjalani kehidupan moral yang baik
b.
Menyadari bahwa kuasa Allah selalu
menghantar diri untuk melakukan yang baik
c.
Melihat, merasakan dan menerima
segala hal kan kuasa Allah baik yang
menyenangkan atau yang tidak menyenangkan
menyenangkan atau yang tidak menyenangkan
d.
Menyadari akan martabatnya sebagai
ciptaan Allah yang mulia
e.
Bertanggung jawab untuk
menghantarkan keselamatan dirinya dan orang lain
f.
Berusaha berbuat baik walaupun
seringkali tidak mudah
g.
Tidak membiarkan pikiran, perkataan
dan perbuatannya untuk memaki, membenci, menyerang dan merendahkan
agama/kepercayaan orang lain
MELIHAT
TINGKAT KEDEWASAAN DIRI
Setidaknya
ada tiga tingkat untuk mengetahui tingkat kedewasaan diri anda saat ini sesuai
dengan ciri-ciri dan macam-macam kedewasaan ada 3 tingkat :
1.
Masih dalam konsep, artinya bahwa
anda menyadari akan arti penting tentang hal
itu, mengetahui manfaatnya untuk kehidupan anda namun anda belum merealisasikan, masih sebatas pengetahuan saja.
itu, mengetahui manfaatnya untuk kehidupan anda namun anda belum merealisasikan, masih sebatas pengetahuan saja.
2.
Dalam proses, artinya bahwa anda
menyadari arti penting tentang hal itu, mengetahui manfaatnya untuk kehidupan
anda, anda mencoba untuk merealisasikan, sudah ada upaya untuk menerapkan
walaupun masih belajar dan terus berjuang untuk mewujudkannya.
3.
Sudah menjadi bagian hidup, artinya
bahwa anda menyadari akan arti penting hal
itu, mengetahui manfaatnya untuk kehidupan anda dan anda merealiasikan,
menerapkan, sudah menjadi bagian hidup sehari-hari.
itu, mengetahui manfaatnya untuk kehidupan anda dan anda merealiasikan,
menerapkan, sudah menjadi bagian hidup sehari-hari.
E.
CIRI SIFAT
PRIBADI YANG MANDIRI
1.
Bertanggung
jawab.
Tampil mandiri berarti memiliki sikap yang bertanggung
jawab terhadap apa yang telah dilakukannya. Berani berbuat berarti berani
bertanggung jawab, dan wujud tanggung jawab adalah sesuatu yang bisa diterima dengan baik
oleh banyak orang.
2.
Mampu
mengatasi kesulitan
Pribadi yang mampu mengatasi kesulitannya sendiri,
mampu menyelesaikan masalahnya sendiri . Meskipun pada awalnya terasa
sulit tapi dapat mencari jalan keluar/solusi dari permasalahan yang dihadapi.
3.
Mengenal kemampuan diri sendirI
Menyadari sepenuhnya akan kemampuan yang dimiliki.
Pada dasarnya manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Pribadi mandiri yang
mengenal dirinya, pasti tahu persis untuk memaksimalkan kelebihannya dan
meminimalisir kekurangannya.
4.
Senantiasa berpikir positif
Berpikir positif terwujud dalam tindakan positif yang
dilakukan pribadi mandiri. Dapat mengambil keputusan yang positif dan bersikap
bijaksana.
5.
Berwawasan global
Pribadi mandiri memiliki wawasan global dan tidak
berpikiran sempit yang mengarah pada ketergantungan terhadap orang lain karena
kurang percaya diri.
Tiga pola prilaku yang penting dalam membentuk
perilaku mandiri :
1.
Berpikir
mulai dari tujuan akhir peran kita dalam kehidupan
Setiap orang dalam
melaksanakan perannya didalam kegiatannya baik bisnis, organisasi dan
lingkungan hidupnya tentu mempunyai tujuan atau misi. Misi adalah sesuatu
yang kita jalankan atau perankan dalam hubungan kita bersama orang lain. Misi
menjadikan kita mempunyai arahan atau guiden dalam kita bersikap dan bertindak
dalam hubungan kita bersama orang lain. Sebagai contoh, dalam lingkungan kerja
kita sebagi karyawan, kita mempunyai tujuan atau misi yaitu menjadi karyawan
yang selalu membantu rekan keraja kita untuk melaksanakan tugasnya dalam
mencapai kesuksesan bersama perusahan tempat kita bekerja.
2.
Mengambil peran (terlibat aktif)
Setelah kita mempunyai
misi atau tujuan yang kita tetapkan dalam peran kita didalam hubungan kita
bersama orang lain baik organisasi atau lingkungan kita, maka kita berusaha
mengambil peran aktif yang secra sadar sebagi tanggung jawab atas misi yang
telah kita tetapkan. Secara proaktif(sikap mengambil tindakan yang
menguntungkan) menetapkan cara-cara pencapain misi/tujuan. Kemampuan memenuhi
janji atas diri sendiri adalah ciri pribadi yang mandiri. Disiplin dan komitmen
adalah kunci sukses dari setiap pribadi yang sukses.
3.
Mendahulukan hal-hal penting yang bermanfaat
Tentu saja dalam misi
yang kita tetapkan kita perlu menentukan skala prioritas, mendahulukan hal-hal
penting( fundamental) yang berhubungan dengan pencapaian misi. Serta
mampu mengorbankan kesenangan yang sekarang untuk sebuah tujuan. Skala
prioritas membantu kita dalam focus pencapain misi sebab misi yang sangat
tinggi tersusun oleh tujuan -tujuan jangka pendek maupun menengah. Dengan skala
prioritas membuat kita lebih realistik dalam menetapkan misi, hal yang membedakan
cita -cita dan angan-angan. Cita -cita adalah hal yang mungkin karena kita
mengetahui cara mencapai tujuan yang relistik.
BAB 3
PENUTUP
Siapa yang
tidak bangga jika ada yang berkomentar tentang diri anda dan menilai bahwa anda
adalah seorang pribadi yang menarik, dewasa, dan mandiri. Orang yang memberikan
penilaian itu pasti memiliki dasar. Jika anda menyetujui penilaian itu mungkin
karena anda memiliki ciri-ciri menjadi pribadi matang, dewasa, dan mandiri.
Namun apabila penilaian dianggap berlebihan maka perhatikanlah tentang
ciri-ciri manusia yang matang dan dewasa. Salah satu ciri kedewasaan seseorang
dapat diamati bagaimana cara bergaul, saling pengertian dan komunikasi yang
baik.
Batasan orang dewasa secara kronologis
terentang dari usia 20 - 70 tahun yang dapat dikelompokkan menjadi tiga masa :
ü Dewasa muda
(20 - 40 tahun)
ü Setengah
baya (40 - 55 tahun)
ü Tua/lanjut
usia (55 - 70 tahun)
Gordon Allport (Hall and Lindzey,
1985) menyebutkan tentang ciri-ciri orang dewasa, sebagai berikut :
1. Adanya usaha
pribadi pada satu lapangan yang penting dalam kebudayaan, seperti
pekerjaan, politik, agama, seni, ilmu pengetahuan, dll.
pekerjaan, politik, agama, seni, ilmu pengetahuan, dll.
2.
Kemampuan untuk mengadakan kontak
yang hangat dalam hubungan yang fungsional dan non-fungsional
3. Adanya suatu
stabilitas batin yang fundamental dalam dunia perasaan dan dalam
hubungannya dengan penerimaan diri sendiri
hubungannya dengan penerimaan diri sendiri
KESIMPULAN
Setiap manusia hendaknya menjadi
sadar akan arti penting Kematangan, Kedewasaan, dan Kemandirian, serta keseimbangan
dalam dirinya sendiri sehingga masing-masing akan terhindar dari cara berpikir,
berucap dan bertindak yang merugikan diri dan orang lain, menghindari konflik
diri atau orang lain. Oleh karena itu, jadilah pribadi yang menarik, dewasa,
dan mandiri dengan tetap memperhatikan etika dan kepribadian dalam masyarakat.
0 komentar: